- June 22, 2023
- By: admin
- in: Artikel Alat Berat
[bt_bb_section layout=”boxed_1200″ lazy_load=”yes” show_boxed_content=”no” allow_content_outside=”no”][bt_bb_row][bt_bb_column order=”0″ lazy_load=”yes” highlight=”no” align_to_edge_column=”no” width=”1/1″ width_lg=”1/1″ width_md=”1/1″ width_sm=”1/1″ width_xs=”1/1″][bt_bb_separator top_spacing=”” bottom_spacing=”normal” border_style=”none” border_width=”” responsive=”” publish_datetime=”” expiry_datetime=”” animation=”no_animation” el_id=”” el_class=”” el_style=””][/bt_bb_separator][bt_bb_text]
Pada dasarnya, pembangunan struktur bawah tanah sangat bergantung pada tipe tanah. Setidaknya ada tiga tipe tanah mulai dari lunak, medium, dan keras. Klasifikasi ini menentukan proses pengeboran.
Klasifikasi tanah juga bergantung pada daya dukung, kekuatan geser, hingga sifat teknisnya. Akan tetapi, faktor pembentuk tanah juga harus diperhatikan. Semuanya membutuhkan ketelitian ketika menentukan komponen bor yang tepat.
Meskipun metode konstruksi tanpa parit bisa dipakai untuk berbagai klasifikasi tanah, tetapi kurang efektif. Metode bor jauh lebih efisien dan hemat biaya ketika semua komponen sesuai dengan tipe tanah.
Jenis Mata Bor yang Perlu Diketahui
Proses pengeboran tidak jauh dari tumbukan, gesekan, torsi, hingga kompresi. Ketika mata bor tidak mampu menahan gaya tersebut, maka bisa membuatnya pecah. Di sini, mata bor diperlukan dari material kuat.
Salah satu yang paling umum dipakai atau mata baja. Hampir semua directional drilling atau pengeboran terarah menggunakan mata baja. Karakter yang dibawanya mampu menahan berbagai gaya selama di bawah bebatuan.
Baja merupakan logam yang cukup fleksibel. Baja mampu memberikan dorongan kekuatan, daya tahan, dan nilai ekonomis pada mesin. Namun, untuk klasifikasi bebatuan keras biasanya ada tambahan material khusus.
Pada tipe tanah keras, biasanya banyak industri lebih memilih tungsten karbida sisipan. Karakternya cukup untuk menahan torsi maupun kompresi dalam bebatuan. Bahkan mampu menahan tekanan selama proses pemecahan lapisan bebatuan.
Bit polikristalin berlian atau polycrystalline diamond compact (PDC) lebih sering dipakai pada kondisi ekstrim. Sisipan berlian sintetis dipakai untuk memberikan tekanan pada bor hingga 50x lipat.
Namun, dalam menentukan mata bor perlu penelitian dari sisi geologi dan geoteknik. Hal paling mendasar adalah menentukan klasifikasi tanah. Jika mata bor kurang sesuai, maka efektifitasnya juga berkurang.
Bor untuk Kondisi Tanah Lunak
Drag bit atau cutter bit adalah yang paling ideal untuk kondisi tanah lunak. Drag bit terbuat dari bagian baja padat. Bentuknya lebih sederhana karena kompresi bebatuan juga lebih ringan.
Faktanya, drag bit tidak memiliki bagian bergulir atau bantalan khusus. Karena bentuknya ini juga yang membuatnya cukup efisien. Jadi lebih efektif untuk kondisi tanah lunak saat pengeboran.
Bentuk komponen khusus seperti itu juga mengurangi risiko kerusakan pada rakitan. Drag bit juga lebih ekonomis jika dilihat dari sisi biaya. Konstruksinya akan meminimalkan kerusakan pada proses pengeboran.
Bor untuk Kondisi Tanah Medium dan Keras
Untuk menembus lapisan yang lebih keras, maka dibutuhkan mata bor khusus. Mata bor pemotong bergulir tiga kerucut adalah yang paling umum. Prosesnya mampu memindakan pecahan materi dengan lebih efisien.
Bit ini memiliki 3 kerucut khusus dan berputar bersamaan menuju tengah. Secara bersamaan, bagian tersebut akan memecah struktur lapisan maupun batuan. Sedangkan tali akan memutar seluruh bit.
Tipe tanah tertentu memberikan kesempatan untuk menyesuaikan sudut geometrisnya. Di sisi lain, material cutting head juga menjaga efektifitasnya tetap bekerja. Bahkan ketika dalam tekanan tanah keras sekalipun.
Sebagai contoh, ketika sudut kerucut tinggi, maka penetrasi mata bor hanya berupa gerakan memutar. Namun, ketika sudut kerucutnya lebih rendah maka gerakannya lebih kasar dan mampu memberikan tekanan yang menghancurkan.
Sederhananya adalah semakin keras lapisan, maka semakin rendah juga sudut kerucutnya. Hal tersebut memberikan kesembatan bit tidak mengalami kerusakan. Pengetahuan ini menjadi dasar ketika memulai proses pengeboran tanah.
Terakhir, memilih bahan sisipan juga perlu menyesuaikan dengan klasifikasi tanah. Kondisi tanah sedang lebih efektif menggunakan sisipan karbida. Sedangkan kondisi tanah keras lebih efektif menggunakan bit berlian polikristalin.
Efektivitas dari Sebuah Mata Bor
Laju penetrasi adalah parameter untuk melihat sejauh mana efektivitas sebuah mata bor. Namun, parameter tersebut tidak bisa lepas dari pengetahuan terhadap jenis, bahan, dan karakteristiknya.
Indikator lain adalah seberapa sering mata bor dikeluarkan dari lubang dan menggantinya. Semakin sering diangkat, maka efektivitasnya juga berkurang. Hal tersebut bisa membebani biaya dalam jangka panjang.
Namun, ada pertimbangan lain dalam bit pemotong bergulir. Efektivitas yang baik mungkin membutuhkan biaya awal lebih tinggi. Namun, jika dihitung secara total melalui biaya operasional maka jauh lebih murah.
Pada akhirnya, setiap kondisi tanah membutuhkan kesesuaian mata bor. Semakin efektif, maka biayanya juga semakin murah. Namun, semuanya perlu diperhatikan dalam jangka waktu yang lama.
[/bt_bb_text][/bt_bb_column][/bt_bb_row][/bt_bb_section]
Subscribe
Login
0 Comments
Oldest