- June 22, 2023
- By: admin
- in: Artikel Alat Berat
[bt_bb_section layout=”boxed_1200″ lazy_load=”yes” show_boxed_content=”no” allow_content_outside=”no”][bt_bb_row][bt_bb_column order=”0″ lazy_load=”yes” highlight=”no” align_to_edge_column=”no” width=”1/1″ width_lg=”1/1″ width_md=”1/1″ width_sm=”1/1″ width_xs=”1/1″][bt_bb_separator top_spacing=”” bottom_spacing=”normal” border_style=”none” border_width=”” responsive=”” publish_datetime=”” expiry_datetime=”” animation=”no_animation” el_id=”” el_class=”” el_style=””][/bt_bb_separator][bt_bb_text]
Dalam berbagai urusan, korosi menjadi masalah serius di berbagai industri. Semua industri memiliki kewaspadaan terhadap korosi, terutama pada saluran pipa pembuangan. Apalagi, ketika masalah tersebut bisa memberikan dampak buruk.
Kotoran dan bau busuk limbah akan membuat senyawa anorganik maupun organik. Semakin lama, muncul plak pada bagian dalam maupun luar pipa. Senyawa inilah yang menjadi alasan utama munculnya korosi.
Hidrogen sulfida adalah salah satu penyebab utama korosi. Faktanya, masalah ini memberikan dampak jangka panjang bagi industri. Masalah lingkungan dan faktor biaya juga menjadi tuntutan besar untuk mengatasi korosi.
Faktor yang Mempengaruhi Produksi Sulfida
Selama proses pembuangan, ada berbagai macam bakteri. Karena berbagai bakteri tersebut, pada akhirnya akan mereduksi sulfat menjadi hidrogen sulfida. Pada proses selanjutnya, hidrogen sulfida akan berubah menjadi asam sulfat.
Asam sulfat (H2SO4) inilah yang menjadi penyebab utama korosi bagi pipa pembuangan. Baik pipa dari bahan beton maupun logam, asam sulfat mampu menyebabkan korosi. Jika terus dibiarkan, maka akan rusak.
Sulfida yang dihasilkan sendiri tergantung dari berbagai komponen. Tidak semua pipa pembuangan menghasilkan sulfida yang sama jumlahnya. Terkadang karena laju pembuangan rendah, maka proses senyawa juga akan terpengaruh.
Laju pipa aliran pembuangan menjadi salah satu faktor munculnya sulfida. Selain itu, ph air juga cukup berpengaruh cepat tidaknya muncul korosi. Ada juga faktor lain berupa suhu hingga konsentrasi oksigen.
Jika semua itu tercampur dan menyentuh pada level tertentu, maka korosi akan jauh lebih cepat muncul. Bahaya besar muncul ketika masalah seperti ini tidak diketahui sehingga memicu kerugian besar.
Mengontrol Produksi Sulfida dengan Beberapa Metode
Siklus sulfida sebenarnya bisa dihentikan melalui beberapa metode. Jadi, tidak masalah jika ada pipa pembuangan yang terkena korosi. Namun, jika dibiarkan juga tidak akan menyebabkan hal baik.
Lapisan lendir atau slime yang menutupi permukaan pipa akan mengendap seiring berjalannya waktu. Biasanya, pengendapan juga membuat limbah lain tersangkut dan membuat korosi lebih cepat terjadi.
Lapisan slime ini juga menghalangi partikel pasir atau limbah lain ketika mengalir. Bagian dalam pipa juga mulai menyempit akibat penumpukan endapan. Keadaan ini membuat korosi pada pipa menjadi lebih berbahaya.
Pengendalian Akumulasi Debris Secara Rutin
Slime atau lendir di dalam saluran pembuangan merupakan salah satu penyebab munculnya plak. Pembersihan secara rutin sebenarnya bisa mengatasi masalah ini. Limbah yang menumpuk seiring waktu perlu dibersihkan.
Metode pembersihan secara rutin sebenarnya sangat sederhana. Periksa secara berkala setiap beberapa waktu untuk melihat aliran limbah. Ketika aliran sudah terlali menumpuk, maka sudah saatnya melakukan pembersihan.
Rehabilitasi untuk membersihkan endapan saat ini sudah cukup mudah. Metode rehabilitasi tanpa parit menjadi salah satu yang cukup populer. Misalnya saja adalah metode pipa cured in place serta sliplining.
Menjaga Kemiringan dari Saluran Pembuangan
Sudah sewajarnya membuat saluran pembuangan yang mampu mengalirkan limbah secara lancar. Saluran dibuat dengan kemiringan tertentu supaya limbah mampu keluar dengan cepat. biasanya, kecepatan aliran ini setidaknya adalah 2 fps.
Untuk menjaganya supaya tidak ada pengendapan, maka kemiringan pipa perlu diperhatikan. Pipa tidak dianjurkan dalam keadaan sejajar karena memberikan kesempatan lebih besar munculnya penyumbatan di sepanjang pipa.
Menambahkan Bahan Kimia yang Bisa Mengurainya
Untuk mencegah hidrogen sulfida ataupun asam sulfat, sebenarnya ada senyawa yang bisa mengurainya. Senyawa tersebut mampu mereduksi limbah dalam pipa. Bahkan, beberapa plak atau endapan bisa diencerkan lebih mudah.
Ada banyak sekali senyawa kimia yang bisa dipakai untuk melarutkan endapan. Garam logam, hidrogen peroksida, hingga soda kaustik menjadi beberapa senyawa penting. Biasanya, kombinasi dari beberapa senyawa menjadi lebih penting.
Namun, sebelum menambahkan bahan kimia untuk melarutkan endapan, maka perlu diperhatikan kelebihan dan kekurangannya. Tidak semua endapan dalam pipa pembuangan bisa dilarutkan menggunakan senyawa kimia.
Mengurangi Turbulen pada Saluran Pembuangan
Air menjadi turbulen penting karena percikannya mampu menghilangkan hidrogen sulfida. Reaksi antara percikan air dan hidrogen sulfida bisanya menimbulkan bau. Proses inilah yang kemudian menyebabkan korosi.
Mengurangi turbulen merupakan langkah awal mencegah terjadinya korosi. Tentu perlu ada pengendalian lebih lanjut. Saluran pembuangan juga harus selalu dilakukan pengendalian terhadap turbulen dalam pipa.
Saluran pipa pembuangan pada akhirnya sering dilupakan karena dianggap kotor. Namun, masalahnya adalah bagaimana cara mengendalikan limbah tersebut. Jika berhasil, maka ada banyak keuntungan yang didapatkan.
[/bt_bb_text][/bt_bb_column][/bt_bb_row][/bt_bb_section]
Subscribe
Login
0 Comments
Oldest